Pages

Senin, 15 September 2014

Analisa Kasus Watergate



Kasus Watergate ini adalah kasus pencurian data yang merugikan pihak komite nasional democrat. Dengan melakukan penyadapan, para pencuri berhasil mengetahui informasi-informasi penting dari pihak lawan.
Kasus pencurian dan penyadapan terhadap komite nasional democrat ini terjadi menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat. Kemudian kasus pencurian ini berujung pada pengunduran diri presiden Amerika Serikat saat itu karena dia menjadi dalang dari pencurian data tersebut dan Presiden Richard Nixon berusaha menutup-nutupi kasus Watergate yang terus diblow-up oleh media massa.   

Dari kasus ini terdapat beberapa pihak yang mempunyai peran, diantaranya:
1.      Presiden Richard Nixon
 Presiden Amerika Serikat pada saat itu, yang berusaha mempertahankan jabatan pentingnya dengan melakukan penyimpangan serta ketidaketisan dengan rekan seprofesinya di dunia politik.
Dalam hubungan antara profesinya dengan masyarakat, Richard Nixon telah melakukan pembohongan publik dengan menutup-nutupi kasus ini yang terus dan gencar diberitakan oleh media massa saat itu.

2.      Dua wartawan surat kabar Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein.
Dua wartawan yang mencurigai ketidakwajaran penyadapan serta pencurian yang kemudian terus meng-investigasi dengan informan mereka yang dikenal sebagai Deep Throat.
Dalam hubungan antara profesinya dengan masyarakat peran mereka sangat penting kaitannya dengan memberikan informasi-informasi yang sebenarnya.
Dua wartawan ini juga telah berlaku etis, sebagai seorang jurnalis yang menjamin dan menjaga identitas narasumber yang tidak mau diketahui identitasnya. Mereka hanya menginisialkan narasumber tersebut sebagai Deep Throat.
Dalam hubungannya dengan negaranya, kedua wartawan ini berhasil mengubah imej jurnalis yang saat itu dikenal tidak berani dan pasif, menjadi jurnalis yang dapat berani mengungkap fakta dan jurnalis yang investigatif.

3.      Deep Throat yang kemudian diketahui sebagai mantan Wakil Kepala FBI, Mark Felt
 Deep Throat berperan sebagai pemberi informasi mengenai hasil investigasinya terhadap skandal Watergate saat itu. Peran Deep Throat menjadi penting ketika dia dan wartawan dari Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein berhasil membuat public mengarahkan perhatian mereka ke kasus ini, sehingga dapat terungkap dalang dibalik skandal ini.
Pada saat kasus ini berkembang Deep Throat tidak ingin diketahui identitasnya oleh publik, namun pada akhirnya setelah 30 tahun, Mark Felt, mantan wakil kepala FBI, megakui bahwa dirinya adalah Deep Throat.

4.      Lima laki-laki yang masuk ke Democratic National Committee (DNC), Bernard Barker, Virgilio Gonzalez, Eugenio Martinez, Frank Sturgis, dan James W. McCord Jr.
Mereka menjadi orang-orang yang melakukan aksi pencurian dan penyadapan yang digagas oleh Presiden Richard Nixon. Meskipun hanya menjalankan perintah, bukan penggagas, mereka tidak seharusnya melakukan penyimpangan tersebut, karena hal tersebut adalah penyimpangan serta merupakan cara bersaing di dunia politik yang tidak sehat.






5.      Hakim pengadilan, John Sirica
Peran hakim ini adalah sangat penting, ketika dia secara professional menelaah dan memikirkan kasus yang awalnya dianggap pencurian biasa. Hakim ini patut dipuji ketika dia menilai bahwa kasus pencurian ini merupakan sebuah konspirasi. Apalagi ketika salah seorang dari kelima terdakwa pencurian menolak membeberkan informasi kepada siapa hasil pencurian diberikan.
Dalam hubungannya dengan masyarakat umum, hakim ini berhasil mengungkap kebenaran yang ada. Sehingga pada akhirnya Presiden Richard Nixon mengundurkan diri.

6.      Senat Amerika Serikat dan Komite Hukum Konggres
Peran mereka sangat penting, setelah dugaan hakim John Sirica tentang adanya konsipirasi di kasus ini, Senat Amerika Serikat membentuk Komite Hukum Konggres untuk meyelidiki kasus ini, dan akhirnya hasil penyelidikan ditemukan bukti rekaman pembicaraan antara Presiden Richard Nixon mengenai kasus Watergate ini. Pada akhirnya Komite Hukum Konggres melakukan impeachment terhadap Presiden Richard Nixon.
Mahkamah Agung kemudian memaksa Presiden Richard Nixon untuk menyerahkan catatan rekaman pembicaraannya tentang kasus itu. Dan pada akhirnya Presiden Richard Nixon mengundurkan diri.




Share This Article


0 comments:

Posting Komentar